Bertahun tahun para "penambang emas hijau" atau petani tembakau enngan menanam tembakau dikarenakan harga yang tidak menentu, sehingga dirasa untuk membudidayakan dianggap tidak menguntungkan.
Namun dua tahun terakhir petani mulai menanam kembali setelah ada "jaminan pasar" terutama harga yang dirasa cukup meguntungkan.harga tembakau kualitas C tahun ini telah mencapai Rp 100.000 per kg.
Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu karena kualitas C
saat itu hanya dihargai Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kg. harga yang bagus itu selain karena kualitas tembakau musim ini bagus, harga jual yang tinggi terjadi karena permintaan dan kebutuhan pabrik rokok juga tinggi.
Ngablak juga murupakan salah satu kawasan penghasil "emas hijau" di wilayah Magelang. Banyak petani yang menanam tembakau bahkan juga ada petani yang mengolah sendiri tembakau. mulai dari tanam, perawatan, panen sampai "ngrajang" dilakukan sendiri.
Bahkan sekarang di Ngablak petani tembakau telah terwadahi dalam APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) yang diketuai oleh Bapak Duto Sembodo, seorang kepala desa sekaligus petani tembakau sukses. Smoga dengan keberadaan APTI akan dapat bermanfaat bagi petani tembakau.
.Petani tembakau ngablak berharap untuk tahun-tahun berikutnya harga tembakau stabil bahkan meningkat. hal ini dapat sebagai pengobat dikarenakan harga beberapa sayuran sebagai tanaman pokok labil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar